Masih
buruknya kondisi sanitasi di Indonesia, memerlukan penanganan serius tidak
hanya melalui infrastruktur sanitasi, tetapi juga perubahan perilaku masyarakat
sebagai subjek utama dari permasalahan tersebut. Dalam rangka upaya kampanye perubahan
perilaku terkait sanitasi, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Direktorat Jenderal
(Ditjen) Cipta Karya mengadakan Jambore Sanitasi 2012 dengan peserta ialah para
siswa/I Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP).
Acara yang
dibuka secara langsung oleh Menteri PU Djoko Kirmato hari ini di Hotel Mercure
Ancol tersebut diikuti 198 siswa/I duta sanitasi hasil pemilihan dari 33
provinsi. Menteri PU mengakui, sanitasi masih merupakan bidang yang relatif
tertinggal, untuk itu diperlukan kesadaran seluruh pemangku kepentingan untuk
peningkatan penanganan sanitasi di Indonesia.
Dari aspek alokasi anggaran, investasi sarana dan
prasarana sanitasi yang dibangun Pemerintah terus meningkat walau belum
mencukupi. Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya Budi Yuwono mengungkapkan,
pada tahun ini dana sebesar Rp 3 triliun dilalokasikan untuk bidang sampah, air
limbah dan drainase perkotaan. Alokasi tersebut baru memenuhi 20 persen dari
total kebutuhan dana penanganan sanitasi.
Masih minimnya alokasi anggaran Pemerintah,
dipersulit dengan buruknya perilaku masyarakat seperti Buang Air Besar (BAB) di
lingkungan terbuka. Berdasarkan
data United Nations International
Children's Emergency Fund (UNICEF) pada tahun lalu, ada 26 persen dari
penduduk Indonesia yang masih BAB di sembarang tempat. Hal tersebut,
juga bertambah pelik dengan kebiasaan membuang sampah sembarangan di sungai
yang dilakukan rumah tangga dan industri. Djoko Kirmanto mengatakan, saat ini
tingkat pencemaran air dari 53
sungai di Jawa, Sumatera, Bali dan
Sulawesi sebesar 76,3 persen.
”Bahkan 11 sungai utama tercemar oleh alumunium,
padahal sungai utama merupakan sumber air baku, sementara pemulihan kualitas
air sungai sangat mahal,” imbuhnya.
Melihat semua kondisi tersebut, Ditjen Cipta Karya
menyelenggarakan Jambore Sanitasi sejak 2008 yang merupakan tahun sanitasi
internasional. Hingga tahun ini, peserta Jambore Sanitasi terus meningkat dalam
setiap pagelarannya. Menurut Dirjen Cipta Karya, bila pada 2008, acara tersebut
diikuti 96 peserta dari 16 provinsi, maka pada 2010 dan 2012, jumlah peserta
meningkat masing-masing menjadi 128 dari 32 provinsi dan 198 dari 33 provinsi.
”Pemahaman kepedulian masyarakat terhadap sanitasi
dilakukan melalui kampanye perubahan perilaku melalui anak-anak sebagai
kelompok yang berpengaruh,” ucap Budi Yuwono.
Jambore Sanitasi 2012 yang bertema Peduli Sanitasi,
Peduli Masa Depan Air diikuti sebanyak 198 duta sanitasi yang merupakan
pemenang lomba karya tulis dan poster tentang sanitasi dari seluruh provinsi di
Indonesia. Selama kegiatan tersebut, para peserta tidak hanya diberi
pengetahuan dan pelatihan terkait sanitasi, namun juga pelatihan teknik
penyuluhan dan presentasi, pengembangan kepribadian hingga bertemu dengan Wakil
Presiden Republik Indonesia, Boediono.
Menteri PU mengatakan, dengan semua pembekalan
tersebut 198 duta sanitasi dapat melakukan kampanye perubahan perilaku
masyarakat terkait sanitasi menjadi lebih baik. "Perilaku yang mencemari
air harus segera ditinggalkan. Pengelolaan sanitasi yaitu sampah, air
limbah, dan drainase yang baik harus dimulai sekarang juga. Duta sanitasi nanti
akan menjadi Ikon di daerah masing-masing untuk mengkampanyekan peduli
sanitasi," harapnya. (rnd)
URL : https://sinarpagisptsm.blogspot.com/2012/06/kementerian-pu-adakan-jambore-sanitasi.html