Kabupaten Bandung –
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bidang Pendidikan (Wamendik), Musliar Kasim, menjadi saksi atas pendeklarasian komitmen pemerintah Kabupaten Bandung terhadap pendidikan inklusif, di Soreang, Kabupaten Bandung, Sabtu (22/6). Deklarasi yang dilakukan oleh Bupati Kabupaten Bandung, Dadang M. Naser, tersebut ditandai dengan pemukulan genderang komitmen yang dilakukan oleh Dadang sendiri, didampingi oleh Wamendik Musliar Kasim, Direktur Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Dikdas, Mudjito, dan Kepala Dinas Provinsi Jawa Barat, Moh. Wahyudin Zarkasyi. Dengan deklarasi ini, Kabupaten Bandung telah menjadi pelopor pendidikan inklusif di tanah air. Itu berarti, kata Dadang, tidak boleh lagi sekolah menolak anak-anak yang membutuhkan pendidikan inklusi dan berkebutuhan khusus untuk ikut belajar di sekolah tersebut. "Semua sekolah di Kabupaten Bandung tidak boleh menolak anak berkebutuhan khusus dan anak inklusi untuk belajar di sekolah mereka," katanya. Dalam kesempatan yang sama, Wamendik menyampaikan apresiasinya kepada pemerintah kabupaten Bandung atas pendeklarasian tersebut. Ia menilai, anak-anak dengan kebutuhan khusus maupun inklusi merupakan anak-anak pilihan yang harusnya memiliki kesempatan yang sama dalam dunia pendidikan. "Mereka bukan produk ciptaan Tuhan yang gagal. Mereka adalah anak-anak pilihan," tutur mantan rektor Universitas Andalas (Unand) tersebut. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh, sejak tahun 2012 memberikan penghargaan kepada kepala daerah baik gubernur maupun bupati/walikota yang telah menjadi pelopor pendidikan inklusif. Tahun lalu, sebanyak 1 gubernur dan 19 bupati/walikota menerima penghargaaan ini. Dan di tahun 2013 ini 5 gubernur dan 15 bupati/walikota juga menerima penghargaan yang sama. Salah satu bupati yang menerima penghargaan tersebut adalah Dadang M. Naser, Bupati Kabupaten Bandung.
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bidang Pendidikan (Wamendik), Musliar Kasim, menjadi saksi atas pendeklarasian komitmen pemerintah Kabupaten Bandung terhadap pendidikan inklusif, di Soreang, Kabupaten Bandung, Sabtu (22/6). Deklarasi yang dilakukan oleh Bupati Kabupaten Bandung, Dadang M. Naser, tersebut ditandai dengan pemukulan genderang komitmen yang dilakukan oleh Dadang sendiri, didampingi oleh Wamendik Musliar Kasim, Direktur Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Dikdas, Mudjito, dan Kepala Dinas Provinsi Jawa Barat, Moh. Wahyudin Zarkasyi. Dengan deklarasi ini, Kabupaten Bandung telah menjadi pelopor pendidikan inklusif di tanah air. Itu berarti, kata Dadang, tidak boleh lagi sekolah menolak anak-anak yang membutuhkan pendidikan inklusi dan berkebutuhan khusus untuk ikut belajar di sekolah tersebut. "Semua sekolah di Kabupaten Bandung tidak boleh menolak anak berkebutuhan khusus dan anak inklusi untuk belajar di sekolah mereka," katanya. Dalam kesempatan yang sama, Wamendik menyampaikan apresiasinya kepada pemerintah kabupaten Bandung atas pendeklarasian tersebut. Ia menilai, anak-anak dengan kebutuhan khusus maupun inklusi merupakan anak-anak pilihan yang harusnya memiliki kesempatan yang sama dalam dunia pendidikan. "Mereka bukan produk ciptaan Tuhan yang gagal. Mereka adalah anak-anak pilihan," tutur mantan rektor Universitas Andalas (Unand) tersebut. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh, sejak tahun 2012 memberikan penghargaan kepada kepala daerah baik gubernur maupun bupati/walikota yang telah menjadi pelopor pendidikan inklusif. Tahun lalu, sebanyak 1 gubernur dan 19 bupati/walikota menerima penghargaaan ini. Dan di tahun 2013 ini 5 gubernur dan 15 bupati/walikota juga menerima penghargaan yang sama. Salah satu bupati yang menerima penghargaan tersebut adalah Dadang M. Naser, Bupati Kabupaten Bandung. URL : http://sinarpagisptsm.blogspot.com/2013/06/pemerintah-kabupaten-bandung.html