Ciamis-
Para ulama
dan alumni pondok pesantren Darussalam, Ciamis, Jawa Barat, memiliki kewajiban
untuk meluruskan pandangan Islam yang selama ini dikesankan negatif sebagai
agama radikal, dekat dengan teroris dan berbagai stigma miring lainnya terhadap
umat muslim.
Para alumni
Darussalam dan aluimninya yang sudah menjadi ulama juga punya kewajiban untuk
meluruskan pandangan tersebut dan harus menjelaskan kepada dunia bahwa Islam
adalah agama ramatan lil alamin, sebagai pembawa kebaikan bagi seluruh umat,
tegas Menteri Agama Suryadharma Ali ketika memberi sambutan pada reuni akbar
Pondok Pesantren Darussalam Ciamis, Jawa Barat, Jumat (21/12) petang.
Didampingi
sejumlah pejabat dari lingkungan Kementerian Agama dan para pemangku
kepentingan di lingkungan Pemda setempat, Suryadharma Ali menjelaskan, Islam
sebagai rumah besar umat Muslim sangat membenci adanya kekerasan. Tetapi ada
sebagian pihak memberkan stigma dan menggenerelisasi bahwa Islam sebagai agama
kekerasan.
Ketika
terjadi kekerasan, stigma muncul dari kalangan tertentu bahwa hal itu adalah
pelakunya umat Islam. Bahkan disebut sebagai agama teror dan berdarah. Menurut
Menag Suryadharma Ali, tentu saja pandangan miring tersebut membuat umat Islam
menjadi sibuk untuk meluruskannya.
“Umat Islam
menjadi seperti kebakaran jenggot. Di berbagai kesempatan Menag menjelaskan,
Islam tidak demikian. Islam di Indonesia adalah yang ramahmatan lil alamin,
pembawa kedamaian,” ia menegaskan.
Karena itu,
lanjut dia, pertemuan alumni merupakan momentum terbaik untuk memotret seberapa
jauh kiprah para alumni selama ini. Pertemuan itu diharapkan dapat memberikan
nilai positif bagi posisi umat Islam dewasa ini untuk menjaga kerukunan umat
dan memberikan kontribusi terhadap kemajuan umat Islam ke depan.
Ia mengakui
bahwa sumber daya manusia (SDM) masih menghadapi sejumlah persoalan, seperti
kemiskinan yang mengakibatkan pendidikan terlantar. Kesehatan masyarakat muslim
yang masih rendah dan membutuhkan perhatian. Berita balita kurang gizi masih
terdengar. Kemiskinan memang dekat dengan kekufuran.
Terkait
dengan itu ia berharap para alumni Darusssalam dapat memberikan kontribusinya bagi
perbaikan umat Islam ke depan. Memberi perhatian kepada dunia pendidikan agama,
derajat peningkatan kesehatan dan upaya memperbaiki kemiskinan dengan berbagai
program seperti zakat dan infak.
Untuk
meningkatkan kualitas SDM, sekerang ini tak ada dikotomi pendidikan ilmu
pengetahuan umum dan agama. Keduanya harus bersinergi. Sebab, ilmu itu
datangnya dari Allah semata. Tak ada lagi ilmu tahid itu monopoli bidang agama,
atau pun sebaliknya astronomi milik para ilmuan semata. Semua orang memiliki
hak sama untuk mendapatkan ilmu, tegas Suryadharma Ali.
Pada bagian
lain ia pun mengingatkan akan pentingnya menjaga kerukunan antarumat beragama.
Sebagai agama mayoritas Islam harus mengayomi agama-agama lainnya. Hal itu
memang sudah menjadi kewajiban dan tuntunan agama.
Realitas
yang ada, lanjut dia, kerukunan itu sifatnya dinamis dan fluktuatif. Kadang
berada pada posisi stabil dan baik, kadang menghadapi masalah. Untuk itu, perlu
ada pemahaman yang baik tentang hal ini. Dan kerukunan pun dapat berubah karena
berbagai hal, apakah karena sengaja atau tidak, diciptakan oleh oknum tak
bertanggung jawab.
Misalnya ada
yang menciptakan alian baru, melakukan penodaan. Akibatnya timbul
ketidakharmonisan di masyarakat. Ada yang memutarbalikan ayat, ada aliran
sempalan dan semua itu merupakan dinamika yang harus disikapi dengan dewasa.
Untuk itulah Menag berharap pendidikan agama menempati posisi strategis untuk
menangkis berbagai persoalan ke depan. Termasuk upaya pemberdayaan ekonomi.()
URL : https://sinarpagisptsm.blogspot.com/2012/12/ulama-dan-santri-berkewajiban.html